Napak Tilas Youth (Friends) Over Flowers di Laos: Luang Prabang

Tadinya sebelum tahun 2016 berakhir, saya pengin selesain ini tulisan yang udah ada di draft saya dari kapantau, tapi yah karena satu dan lain hal, hingga 2017 awal, tulisan ini belum selesai juga :p

Tahun 2015 lalu saya ada niatan untuk menamatkan jalan-jalan di Asia Tenggara dengan mengunjungi 3 negara tersisa yang belum pernah saya kunjungi (harusnya sih 4 sama Brunei, tapi gatau kenapa kok males gitu yah ke Brunei hehehe) jadi begitu ada info tiket murah AA ke Vientiane dari teman saya, langsung deh mengiyakan sambil belum tau mau stay di mana, berapa lama dan lainnya karena masih ngitung-ngitung cuti juga, yang penting tiket one way udah ditangan. Jadilah bulan september 2015 lalu kami berangkat.
Selain alasan namatin SEA, ada alasan yang sebenarnya lebih besar lagi sih saya pergi mengunjungi Laos. Yes, tidak jauh-jauh dari kegemaran saya dengan Korea hihihi. Jadi tahun 2014 itu ada sebuah program reality show yang digagas oleh PD Na (producer 2D1N dan banyak lagi) yaitu acara jalan-jalan. Si PD Na ini bikin beberapa tujuan wisata diantaranya Yunani, Taiwan, beberapa negara di Eropa bahkan sampai ke Peru dan Afrika! Saya yang menggemari Korea dan jalan-jalan tentu ajah ngiler ngeliat acara ini tapi ngeliat tujuannya pada jauh dan mahal *hiks* yasud deh beneran cuma ngiler aja. Tapi ternyata ada 3 episode yang PD Na bikin bareng Trio Reply 1994 Chilbong, Haitay, Binggeure yang tujuannya cukup dekat yaitu Laos. Nah pas deh niatin namatin jalan-jalan SEA ituh, yah sekalian pengen napak tilas YoF.

Source: http://www.kplus-asia.com/program/program_view.asp?contentSerial=1509
Berangkatlah dulu kami ke Kuala Lumpur karena dari Jakarta memang tidak ada penerbangan langsung ke Vientianne. Tapi memanfaatkan moment transit itu, saya dan teman memutuskan untuk berjalan-jalan juga di KL. Kebetulan beberapa kali ke Malaysia cuma sempet muter bentar atau malah cuma transit doang. Tujuan kali ini ke Colmar Tropicale, sebuah tempat wisata bergaya Eropa di daerah Genting, dan Batu Caves. Beruntung saya ada teman di KL dan berkat dia, kami bisa jalan-jalan dengan happy dan nyaman karena dia menemani kami dari mulai menjemput di bandara sampai mengantarkan kami ke mana-mana selama di KL (Thank you so much D!)


Laos

Kami mendarat pagi hari di Wattay Internasional Airport di Vientiane. Walaupun sudah berusaha riset ke sana kemari, tetap saja kami ngerasa clueless. Niatan awal memang kita akan langsung berangkat ke Luang Prabang. Teman saya bilang kalau perjalanan Vientiane-Luang Prabang itu akan memakan waktu 6 jam. Saya yang memang tidak sempat banyak riset tapi pernah beberapa kali baca blog merasa ngga yakin, dari beberapa referensi yang saya baca, perjalanan memakan waktu 10-13 jam. Dan ternyata sayalah yang benar hahaha. Akhirnya untuk mempersingkat waktu, kami mulai berangkat ke Northern Bus Station. Terminal bis ini tidak hanya menghubungkan antar kota domestik tapi juga internasional. Tapi yah namanya juga masih di kawasan asia tenggara, jelas masih jauh fasilitasnya dengan di negara kita walaupun embel-embelnya sudah internasional. Walaupun begitu, saya tetap angkat topi dengan cara mereka memperlakukan wisatawan mancanegara yang datang ke negara mereka. Boleh dibilang dengan kondisi seadanya tapi menurut saya mereka jauh lebih siap dengan itu.

Setelah bertanya sebentar ke loket untuk memilih bis, kami akhirnya memutuskan untuk menaiki bis yang paling cepat berangkat. Perjalanan darat selama lebih dari 10 jam tentu saja bukan waktu yang sebentar. Tadinya kami mau naik sleeper bus tapi karena harus menunggu agak lebih lama, kami memutuskan menaiki bis yang biasa aja. Tidak lama dari saat kami keluar Terminal bis, tiba-tiba kami semua diturunkan di pinggir jalan dan diminta untuk pindah bis. Awalnya kaget juga kenapa harus pindah, tapi begitu tau dipindahkan ke sleeper bus, kami malah senang jadinya. Berasa naik pesawat ekonomi trus di upgrade ke kelas bisnis hihiy!

Dari semua penumpang di sleeper bus itu hanya kami ber-4 yang bukan orang lokal, selebihnya orang lokal. Kami langsung memilih tempat tidur di bagian belakang biar bisa berjejeran tidur berempat. Norak pasti awalnya tapi excited juga. Karena perjalanan sangat jauh (bak perjalanan Jakarta - Jogja), maka bis kami juga berhenti di beberapa tempat peristirahatan. Eh ternyata seperti di sini, bis juga suka ngambil penumpang di jalan. Ketika kami melewati VangVieng, naiklah 2 orang turis Korea. Wah...temen saya langsung seneng tuh, emang demenannya dia oppa-oppa kaya gitu :p.
Ngabisin waktu 13 jam di sleeper bus ngapain aja yah? Yah kalo malem sih tinggal tidur, ini siang-siang begitu. Untung perginya barengan jadi paling ngga ada temen ngobrol dan ngegosip. Trus juga untungnya yah, pemandangan sekitar yang kami lewati itu baguuus banget jadi ngga ngebosenin. Selama perjalanan itu setidaknya kami 2-3x berhenti di rest area, Jangan ngebayangin rest area macam di tol gitu yah, berhubung rada-rada "leweung" kami berhenti di beberapa warung untuk sekedar mengisi perut atau buang air. Sekitar 3 jam sebelum Luang Prabang, jalan yang kami lewati cukup parah dan berliku. Tapi supirnya udah biasa kali ya bawa bisnya jadi yah nyantai-nyantai aja. Padahal menurut saya rutenya rada-rada horor mana jalanan cuma cukup untuk 2 mobil aja jadi harus sabar-sabar. Untungnya sih ngga banyak kendaraan jadi bisa terus jalan. Jalan berkelok belum apa-apa, ini di pinggirnya ada jurang gitu, jadi harus hati-hati juga. Salah dikit, wassalam dah. Tapi pemandangannya juara sih. Saya belum pernah ke daerah Indonesia Timur, tapi kalau melihat di foto-foto, pemandangan tebingnya persis seperti di daerah Wayag Papua. Mirip juga landscapenya dengan Vietnam, yah emang deketan juga sih. Tebing tinggi, hijau, dibawahnya sawah-sawah gitu. Mana saat saya ke sana kan emang lagi musim ujan, jadi banyak kabut gitu. Makanya saya ngebayangin di balik tebing dan kabut-kabut itu muncul Eragon dan Naganya hahaha.

Penampakan sleeper bus


Setelah perjalanan yang melelahkan namun menyenangkan, akhirnya kami tiba di Luang Prabang. Tapi PR berikutnya nih, dari terminal Bis, kami harus mencari tumpangan menuju hotel. Berhubung sudah malam jadi agak ribet juga mencari arahnya. Akhirnya ada mamang-mamang tuktuk yang nawarin nganterin dengan harga yang cukup masuk akal dan kami tanpa banyak berdebat (untuk nawar harga) langsung oke aja. Yah udah capek juga sih, laper plus pengen mandi dan istirahat, maklum semalaman transit di KL tanpa mandi hahaha. Untung hotelnya ngga terlalu jauh dan setelah mandi dan istirahat sebentar, kami mulai mencari tempat makan. Karena udah malam, ngga banyak restoran yang masih buka tapi untungnya masih ada tempat makan pinggir jalan gitu yang masih buka dan di sini kami ketemu lagi sama oppa-oppa yang tadi satu bis sejak dari VangVieng, jelas temen saya hepi banget hahaha.

Besoknya tujuan pertama kami adalah mengunjungi KuangSi Waterfall yang sebenarnya memang jadi tujuan utama jalan-jalan ke Laos. Dari hotel kami sengaja sewa motor untuk pergi ke air terjun ini. Cukup jauh memang tapi untungnya jalannya mulus, jadi ngga khawatir juga walaupun hanya mengandalkan google map saja. Hujan yang turun semalaman memang cukup menyulitkan karena si air terjun warnanya berubah kecokelatan hiks hiks...😢😢 Cukup kecewa juga sih, mana tadinya kita udah siap mau nyebur juga tapi ada larangan untuk berenang karena debit air yang cukup deras sehingga mau ga mau hanya bisa menyaksikan air terjun ijo biru turquoise cokelat aja padahal ngecek di Instagram foto-foto orang yang ke sini, 2 hari sebelum kami datang, airnya masih ijo *cry*.

Expectation
Source: https://laosbackpackershostel.com/wp-content/uploads/2015/12/wart.jpg


Reality... 😞😞

The show must go on. Walopun ngerasa sedih karena ekspektasi kami ketinggian tapi ngga mau bete dong ah, lah namanya juga hidup, pasti ada kejutannya, baik ataupun buruk *jiaahh*. Jadi kami tetap hore-hore dan hepi-hepi dong ngelanjutin rencana awal dan ada hikmahnya pasti dibalik semua itu. Artinya saya harus balik lagi ke Laos nanti ^^. Sorenya kami mulai jalan-jalan di seputaran kota Luang Prabang. Sepintas, saya merasakan kota ini mirip dengan kota Da Nang di Vietnam. Bangunan, jalanan, hingga penduduknya juga mirip. Highlight Luang Prabang sendiri selain Kuang Si Waterfall adalah Almsgiving Ceremony dan pasar malamnya. Kalau sempat nonton di YoF Laos, pasti bakal ngeh juga bagian ini. Sambil menunggu pasar malam, kami berkeliling sambil jalan kaki. Kebetulan selain sungai Namkhan, Luang Prabang juga dilalui oleh sungai Mekong yang terkenal itu. Menikmati senja di tepi sungai Mekong cukup menyenangkan. Baidewei untuk yang ingin merasakan seremoni Almsgiving saya pengen kasih info sedikit. Almsgiving ini kan sebenarnya masuk ke dalam salah satu ritual dalam agama buddha di mana setiap orang bisa memberikan sesuatu (rata-rata makanan) kepada para biksu ataupun orang yang kekurangan. Inti dari ritual ini tentu soal berbaginya namun karena akhir-akhir ini ritual ini dijadikan salah satu atraksi wisata, kadang menurut saya jadi agak rancu. Bukan dari segi almsgiving itu sendiri tapi para wisatawan yang tidak bisa menghargai bahwa ini adalah sebuah ritual keagamaan. Ambil foto boleh tapi ngga sampe segitunya juga sih. Pemda setempat juga sudah memberikan himbauan ini, wisatawan boleh melihat dan mengikuti prosesi almsgiving tapi tidak boleh mengganggu jalannya prosesi. Kebetulan saat itu saya melihat bersama satu gerombolan turis yang dari bahasanya itu saya tebak orang Jerman. Nah, opa-oma rombongan jerman ini ributnya minta ampun saat biksu-biksu ini lewat dan seenaknya ambil foto dekat dengan para biksu itu. Hadeuh...kesel juga liatnya tapi mau gimana coba. Yah, kalau nanti ada yang baca blog ini terus pengen liat prosesi almsgiving, pesan saya cuma satu, hargai dan hormati mereka ya. Kan kita juga kalo lagi ibadah entah itu sholat atau ngaji misal, ga mau juga diganggu. Anyway yang mau liat, harus bangun pagi karena prosesi ini dimulai dari sekitar pukul 05.30 pagi.

Prosesi Almsgiving


Malam terakhir di Luang Prabang, kami menyempatkan diri untuk cari makan dan mampir ke pasar malam sekaligus beli oleh-oleh. Kalau nonton di YoF itu pas bagian mereka belanja-belanja cari baju yang dipakai untuk pulang ke Korea itu loh. Nah seperti yang saya bilang tadi, pasar malam ini emang salah satu highlight Luang Prabang. Palugada deh barang-barang yang dijual. Apa yang elu mau, gw ada maksudnya hehehe. Untuk harga cukup murah, tapi seperti biasa, usahakan menawar paling tidak 1/2 harga asli ya. Lebih bagus sih cari 1 tempat yang jual macem-macem jadi bisa beli banyak di situ jadi nawarnya juga lebih enak.





Commentaires

Articles les plus consultés